Batas waktu mengomentari artikel Keterampilan Membaca pada hari Senin,
11 November 2013. Pukul 18.00 WITA. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Minggu, 10 November 2013
Selasa, 05 November 2013
Pengertian, Keterkaitan, Jenis, dan Pengaplikasian Keterampilan Membaca
A. Pengertian
Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media tulisan.
B. Keterkaitan
Keterampilan Membaca dengan Keterampilan yang Lain
1.
Keterkaitan
keterampilan membaca dan menulis
Keterampilan membaca
memiliki keterkaitan dengan keterampilan menulis. Membaca adalah proses membuka
jendela dunia, melihat wawasan yang ada, dan menjadi salah satu cara memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya. Kemampuan membaca diperlukan untuk dapat memahami
pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Sedangkan, kemampuan menulis adalah suatu proses merangkai, menyusun, dan mencatat
hasil pikiran individu dalam bahasa tulis. Menulis berarti menyajikan kembali
informasi kepada masyarakat luas, dan informasi ini diperoleh melaui kegiatan
membaca. Sehingga untuk memperoleh keterampilan menulis, seseorang harus
terampil membaca.
2.
Keterkaitan
keterampilan membaca dan menyimak
Menyimak dan membaca
sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resesif, artinya
kegiatan ini hanya menerima atau menyerap informasi-informasi yang disajikan.
Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca
merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Menyimak maupun membaca merupakan
aktivitas pengidentifikasian unsur-unsur bahasa berupa suara ataupun berupa
tulisan yang selanjutnya diikuti proses decoding untuk memperoleh pesan yang
berupa konsep, ide, atau informasi.
3.
Keterkaitan
keterampilan membaca dan berbicara
Membaca merupakan
kegiatan berbahasa yang bersifat resesif, sedangkan berbicara bersifat
produktif. Keterampilan membaca berkaitan dengan ragam tulis, sementara keterampilan
berbicara berkaitan dengan ragam lisan. Keduanya merupakan kegiatan yang
tujuannya berkebalikan namun dapat saling mendukung. Contohnya seorang
mahasiswa ditugaskan untuk menyajikan materi
berkaitan dengan keterampilan berbahasa dihadapan teman-temannya,
kemudian ia menambah pengetahuan mengenai keterampilan berbahasa melalui
membaca buku maupun artikel-artikel di internet dan memperoleh pemahaman dari
kegiatan tersebut sehingga pada waktu presentase ia dapat menjelaskan dengan
baik. Hal ini membuktikan bahwa keterampilan membaca yang dimiliki seseorang
secara tidak langsung juga meningkatkan keterampilannya dalam berbicara.
Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki maka semakin banyak pula infromasi
yang dapat kita sampaikan.
Empat keterampilan
berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan
menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan
mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antar ragam bahasa (ragam lisan
atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat
(reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat
dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan
pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan
keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.
Kegiatan memperoleh pengetahuan dilakukan melalui membaca dan menyimak,
sedangkan menyebarkannya dilakukan melaui berbicara dan menulis.
C. Jenis-Jenis
Membaca
Dari segi jenjangnya, membaca dikelompokkan menjadi
dua, yakni membaca permulaan dan membaca lanjut.
1. Membaca
permulaan
Membaca permulaan ialah kegiatan membaca yang mampu
melafalkan huruf dengan benar dan memperoleh informasi.
2. Membaca
lanjut
Membaca lanjut adalah keterampilan membaca
yang dapat dilakukan apabila pembaca sudah bisa membaca teknik atau membaca
permulaan.
Dari segi
pelaksanaannya, membaca dikelompokkan menjadi dua, yakni membaca nyaring dan
membaca dalam hati atau membaca sunyi.
1.
Membaca
nyaring
Membaca nyaring merupakan
proses membaca yang diucapkan dengan suara lantang, dengan intonasi dan jeda
yang tepat, sangat memperhatikan tanda baca dan dilaksanakan dengan lancar agar
mudah ditangkap oleh pendengar dan penyimak. Membaca nyaring atau membaca
bersuara terdiri atas membaca teknik dan membaca estetik. Keduanya
mementingkan kelancaran dan kebenaran pengucapan kata, suara yang jelas dan
fasih, intonasi, dan jeda yang tepat, pemahaman makna serta penyampaian yang
hidup dan komunikatif.,
a.
Membaca teknik
Membaca teknik mementingkan kebenaran pelafalan serta
meningkatkan tingkat pemahaman pembaca terhadap materi-materi ilmiah.
b.
Membaca estetik
Membaca estetik berorientasi pada ketajaman perasaan
menikmati keindahan karya sastra. Membaca estetis sering dipraktikkan dalam
lomba poetry
reading (pembacaan
puisi), pembacaan cerpen, naskah drama dan terjemahan kitab suci.
2. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati
adalah membaca yang dilakukan dalam batin saja, mata atau pandangan kita
menyusuri untaian kata dari kiri ke kanan (untuk huruf latin, huruf arab
sebaliknya), dari atas ke bawah, tanpa mulut berkomat kamit. Membaca dalam hati
bersifat personal, karena manfaat langsungnya hanya bisa dinikmati oleh sang
pembaca. Membaca dalam hati terdiri atas membaca intensif, membaca ekstensif,
membaca kritis, membaca kreatif, membaca cepat dan membaca apresiatif.
a.
Membaca intensif
Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang
dilakukan secara saksama. Dalam hal ini, para siswa hanya membaca satu atau
beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
b.
Membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang
dilakukan secara luas. Siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal
memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program
membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang
sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
c.
Membaca kritis
Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara
bijaksana, sepenuh hati, mendalam, evaluatif, analisis dan tidak hanya untuk
mencari kesalahan.
d.
Membaca kreatif
Membaca kreatif
merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan baru
yang terdapat dalam bacaan dengan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau
mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
e.
Membaca cepat
Membaca cepat dilaksanakan dengan menggunakan jumlah buku dan
bacaan yang cukup banyak, dalam waktu yang singkat dengan pemahaman yang tepat.
Cara pembacaan dilakukan dari atas ke bawah, dengan kecepatan 300-350-400 kata
per menit.
f.
Membaca apresiatif
Membaca apresiatif mementingkan penghayatan, kemampuan
merasakan keindahan naskah dan bisa menghargai keberadaan ide-ide dalam teks. Membaca
apresiatif dilaksanakan di dalam hati.
D. Aplikasi Keterampilan Membaca dalam
Pembelajaran
Dalam suatu proses pembelajaran, keterampilan
membaca dapat diaplikasikan dalam beberapa metode antara lain:
1.
Metode
eja
Metode eja
adalah awal dalam pembelajaran membaca yang pengajarannya dimulai dengan
pengenalan huruf-huruf secara alfabetis. Kemudian anak diajak untuk berkenalan
dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Proses selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana.
2.
Metode
bunyi
Prinsip dasar
dari proses pembelajaran dalam metode bunyi tidak jauh berbeda dengan metode
eja atau abjad.
3.
Metode
suku kata.
Metode ini
diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi, bu, be, bo, dan seterusnya.
Kemudian suku-suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata-kata yang bermakna.
4.
Metode
kata
Metode kata
adalah metode yang menjadikan kata sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan
huruf.
5.
Metode
global
Metode global
adalah metode dalam pengajaran bahasa untuk mengajarkan membaca dan menulis
permulaan dengan menyajikan satuan bahasa secara utuh dan menyuruh sehingga
siswa dapat mengenal dan menyalinnya secara keseluruhan. Misalnya:
memperkenalkan gambar.
Senin, 07 Oktober 2013
menganalisis paragraf "Kedudukan Bahasa Indonesia untuk Calon Guru Kimia"
Kalimat
|
Macam-macam kalimat
|
||||||||||||||
Verbal
|
Nonverbal
|
Tunggal
|
Majemuk
|
Minor
|
Mayor
|
Positif
|
Negatif
|
Langsung
|
Tidak langsung
|
Pasif
|
Aktif
|
||||
Setara
|
Bertingkat
|
Campuran
|
Rapatan
|
||||||||||||
Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
Bahasa
Indonesia digunakan di seluruh wilayah Indonesia
sebagai pengantar di dunia pendidikan.
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
Ö
|
|
Penggunaan
bahasa Indonesia tersebut mencakup
berbagai aspek, seperti pemakaian bahasa Indonesia dalam penulisan buku
pelajaran, sebagai sarana menyampaikan pelajaran (mengajar), penyusunan dalam berbagai laporan
dan lain sebagainya.
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
Ö
|
Dengan
berbagai fungsi tersebut tentulah bahasa Indonesia harus dikuasai oleh
seluruh elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan, termasuk guru kimia.
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
Ö
|
|
Hal
itu karena proses pembelajaran dalam kimia yang cukup rumit mengharuskan para
calon guru kimia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan cermat, baik dan benar dalam menyampaikan materi yang diajarkan.
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
Ö
|
|
|
|
Ö
|
Ö
|
Oleh
karena itu, pendidikan bahasa Indonesia penting diberikan kepada setiap
calon guru Kimia.
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
Ö
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)